Satu-satunya Cara Cegah HIV, Hindari Seks Bebas

Saturday, July 25, 2009 Writen by Gaza

HINGGA Maret 2007 berdasarkan data dari Departemen Kesehatan, ada 8.988 kasus AIDS dan 5.640 kasus HIV di Indonesia. Yang mengejutkan 57% kasus terjadi pada usia remaja 15-29 tahun. Sebagian besar (62%) terinfeksi melalui narkotika yang menggunakan jarum suntik dan 37% dari seks yang tidak aman.

Banyak orang di dunia yang yakin betul bahwa penularan virus HIV bisa ditangkal dengan penggunaan kondom. Berbagai kampanye dan argumentasi dikemukakan kepada khalayak agar mau menggunakan kondom sebagai "senjata pamungkas" melawan virus ganas itu.

Keyakinan tersebut tidak beralasan. Prof DR dr Dadang Hawari pernah menuliskan hasil rangkuman beberapa pakar tentang kondom sebagai pencegah Virus HIV/AIDS sebagai berikut:

1. Virus HIV dapat menembus kondom (penelitian Carey dari Division of Physical Sciences, Rockville, Maryland, USA).

2. Efektivitas kondom diragukan (Dirjen WHO Hiroshi Nakajima--1993).

3. Menggunaan kondom aman tidaklah benar. Pada kondom (yang terbuat dari bahan lateks) terdapat pori-pori dengan diameter 1/60 mikron dalam keadaan tidak meregang dan dalam keadaan meregang lebar pori-pori tersebut mencapai 10 kali. Virus HIV sendiri berdiameter 1/250 mikron. Dengan demikian virus HIV jelas dengan leluasa dapat menembus pori-pori kondom.

4. Tingkat kegagalan kondom dalam KB mencapai 20%. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan Prof DR dr Haryono Suyono (1994) yang menyatakan bahwa kondom memang hanya dirancang untuk KB dan bukan untuk mencegah virus HIV/AIDS. Artinya kegagalan kondom untuk program KB saja mencapai 20%, apalagi untuk program HIV/AID, tentu akan lebih besar lagi tingkat kegagalannya.

Dadang Hawari meyakini, berdasarkan data tersebut jelaslah bahwa kelompok yang menyatakan kondom 100% aman merupakan pernyataan yang menyesatkan dan bohong belaka (Republika).

Jika sudah jelas penggunaan kondom tetap mengundang bahaya, lalu mengapa orang masih terus mengampanyekan kondom untuk pencegahan AIDS/HIV? Tidak lain karena di balik kampanye kondom itu ada semacam pesan tersembunyi "Bolehlah Anda melakukan hubungan seks dengan siapa saja, asal memakai kondom." Kira-kira begitulah pesan dari kampanye penggunaan kondom itu.

Akibatnya kampanye kondom bakal semakin meningkatkan pergaulan seks bebas. Hal ini pernah diungkapkan Mark Schuster dari University of California. Berdasarkan penelitiannya, setelah kampanye kondomisasi, aktivitas seks bebas di kalangan pelajar pria USA meningkat dari 37% menjadi 50% dan di kalangan pelajar wanita meningkat dari 27% menjadi 32%.

VItulah sebabnya pakar AIDS, R. Smith setelah bertahun-tahun meneliti ancaman AIDS dan penggunaan kondom, mengecam mereka yang telah menyebarkan safe sex dengan cara menggunakan kondom sebagai "sama saja dengan mengundang kematian." Selanjutnya ia merekomendasikan agar resiko penularan/penyebaran HIV/AIDS diberantas dengan cara menghindari hubungan seksual di luar nikah.

Namun demikian, orang-orang sekuler, khususnya para pemuja HAM dan demokrasi, tentu lebih merekomendasikan untuk menebar kondom gratis ketimbang memberantas pergaulan bebas dan pelacuran. Mungkin pikir mereka, itu lebih manusiawi karena tidak melanggar HAM.

Mengapa perilaku dan kehidupan seks bebas sebagai penyebab utama penyebarluasan virus HIV/AIDS tidak mereka persoalkan? Alasan utamanya tentu karena perilaku seks bebas alias zina adalah salah satu perilaku yang dijamin dalam sistem demokrasi, sebagaimana yang diberlakukan di Indonesia saat ini.

Di Indonesia misalnya, salah satu buktinya adalah tidak adanya UU yang bisa menjerat pelaku perzinahan. Yang ada adalah pasal dalam KUHP yang terkait dengan delik pemerkosaan. Artinya, selama hubungan seks di luar nikah alias zina dilakukan suka sama suka, maka hal itu tidak masalah. Wajar saja jika di tanah air lokalisasi pelacuran di berbagai tempat kerap dilegalkan karena di sana transakasi seksual antara pelacur dan lelaki hidung belang memang dilakukan atas dasar suka sama suka (zina).

Oleh karena itu salah satu solusi untuk mencegah penyebaran virus HIV/AIDS adalah dengan meninggalkan kebebasan berperilaku termasuk seks bebas.

Hukuman berat juga harus diberlakukan atas pengguna narkoba. Sebab, di samping barang haram, narkoba terbukti menjadi alat efektif (mencapai 62%) dalam penyebarluasan AIDS.

www.mediaindonesia.com/
Shortcut
  1. Awesome work.Just wanted to drop a comment and say I am new to your blog and really like what I am reading.Thanks for the share

  2. This looks so yumm, i like the way you described. Thanks for sharing. I'll definately giove a try.

Post a Comment