Kisah-Kisah Islam Anti Korupsi: Robin Hood di Jazirah Arab
Wednesday, April 8, 2009
Tersebutlah seorang perampok yang tertangkap dan segera dijatuhi hukuman. Sebelum menjalani hukuman, sang perampok minta menghadap Khalifah Umar ibn Abdul Aziz-pemimpin yang adil dan jujur pada masa itu.
"Ada perlu apa. Bukankah engkau telah terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman secara adil?" sang Khalifah bertanya.
"Betul, Tuan. Hukuman sudah dijatuhkan dan keadilan telah ditegakkan sesuai dengan kesalahan saya. Namun keadilan itu baru berdiri di atas satu kaki dan belum sempurna."
"Apa maksud engkau?"
"Dari sisi hukum, memang saya harus dipenjarakan. Tetapi dari sisi kebenaran, orang-orang yang saya rampok harus digantung."
"Coba jelaskan perkataan engkau,"
"Saya hanya mencuri harta para pejabat negara yang kekayaannya melebihi jumlah gaji yang diberikan oleh pemerintah. Kalau tidak percaya, silakan hitung gaji mereka dibanding dengan kemewahan yang mereka nikmati."
Khalifah tercenung. Selidik punya selidik, ternyata betul. Harta mereka tidak sepadan dengan pendapatan yang sah. Berarti mereka telah melakukan korupsi atau kejahatan lainnya. Perampok dipanggil Khalifah.
"Engkau benar. Pejabat pemerintah itu telah berbuat curang. Mereka sudah dijebloskan ke penjara, dan engkau sekarang bebas dari hukuman!"
"TIDAK. Saya tetap minta dihukum."
"Mengapa?"
"Sebab saya telah mencuri waktu Tuan untuk kepentingan pribadi saya, padahal selaku khalifah, waktu Tuan adalah untuk kepentingan negara, kecuali di luar masa tugasTuan."
Bagaimana reaksi Khalifah Umar ibn Abdul Aziz mendengar jawaban sang perampok? Kelanjutan cerita ini ada dalam buku Kisah-Kisah Islam Anti Korupsi-sebuah karya Nasiruddin Al-Barabbasi.
Info Buku Baru Mizan:
Kisah-Kisah Islam Anti Korupsi, Rp. 42500,-
http://www.bukukita .com/Agama/ Islam/69591-Kisah-Kisah-Islam-Anti-Korupsi.html
Lihat Juga:
Mereka Bertanya Islam Menjawab
"Ada perlu apa. Bukankah engkau telah terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman secara adil?" sang Khalifah bertanya.
"Betul, Tuan. Hukuman sudah dijatuhkan dan keadilan telah ditegakkan sesuai dengan kesalahan saya. Namun keadilan itu baru berdiri di atas satu kaki dan belum sempurna."
"Apa maksud engkau?"
"Dari sisi hukum, memang saya harus dipenjarakan. Tetapi dari sisi kebenaran, orang-orang yang saya rampok harus digantung."
"Coba jelaskan perkataan engkau,"
"Saya hanya mencuri harta para pejabat negara yang kekayaannya melebihi jumlah gaji yang diberikan oleh pemerintah. Kalau tidak percaya, silakan hitung gaji mereka dibanding dengan kemewahan yang mereka nikmati."
Khalifah tercenung. Selidik punya selidik, ternyata betul. Harta mereka tidak sepadan dengan pendapatan yang sah. Berarti mereka telah melakukan korupsi atau kejahatan lainnya. Perampok dipanggil Khalifah.
"Engkau benar. Pejabat pemerintah itu telah berbuat curang. Mereka sudah dijebloskan ke penjara, dan engkau sekarang bebas dari hukuman!"
"TIDAK. Saya tetap minta dihukum."
"Mengapa?"
"Sebab saya telah mencuri waktu Tuan untuk kepentingan pribadi saya, padahal selaku khalifah, waktu Tuan adalah untuk kepentingan negara, kecuali di luar masa tugasTuan."
Bagaimana reaksi Khalifah Umar ibn Abdul Aziz mendengar jawaban sang perampok? Kelanjutan cerita ini ada dalam buku Kisah-Kisah Islam Anti Korupsi-sebuah karya Nasiruddin Al-Barabbasi.
Info Buku Baru Mizan:
Kisah-Kisah Islam Anti Korupsi, Rp. 42500,-
http://www.bukukita .com/Agama/ Islam/69591-Kisah-Kisah-Islam-Anti-Korupsi.html
Lihat Juga:
Mereka Bertanya Islam Menjawab
Shortcut
Books dan Magazine,
Islam